Ramadhan merupakan bulan penuh berkah yang menghadirkan kesempatan emas bagi setiap Muslim untuk memperbaiki diri. Bagi pemuda Nahdlatul Ulama (NU), momen ini menjadi saat yang tepat untuk berhijrah menuju pribadi yang lebih baik, lebih dekat kepada Allah, dan lebih bermanfaat bagi sesama.
Hijrah: Memaknai Perubahan Diri
Dalam ajaran Islam, hijrah tidak selalu bermakna perpindahan fisik, tetapi juga perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: "Seorang Muslim yang sejati adalah yang orang lain selamat dari lisan dan tangannya. Dan seorang muhajir (orang yang berhijrah) adalah yang meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah." (HR. Bukhari dan Muslim).
Pemuda NU dapat menjadikan Ramadhan sebagai momentum untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan menggantinya dengan amalan-amalan baik. Misalnya, meninggalkan perkataan kasar dan menggantinya dengan ucapan yang penuh hikmah, meninggalkan waktu yang terbuang sia-sia dan mengisinya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti mengaji, belajar ilmu agama, atau aktif dalam kegiatan sosial.
Meningkatkan Spiritualitas dan Kedekatan dengan Allah
Ramadhan mengajarkan kedisiplinan dan kesabaran dalam menjalankan ibadah. Momentum ini dapat dimanfaatkan oleh pemuda NU untuk meningkatkan kualitas shalat, memperbanyak tilawah Al-Qur'an, dan memperdalam ilmu agama melalui kajian-kajian di pesantren, masjid, atau majelis taklim.
Tradisi NU seperti tadarus berjamaah, shalawat, dan mengikuti pengajian di bulan Ramadhan menjadi sarana yang baik untuk mempererat ukhuwah Islamiyah dan menanamkan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, hijrah spiritual yang dilakukan akan semakin kokoh dan berkelanjutan.
Mengamalkan Nilai Sosial dan Kepedulian
Salah satu ajaran penting dalam Islam adalah kepedulian terhadap sesama. Ramadhan menjadi waktu yang tepat bagi pemuda NU untuk meningkatkan semangat berbagi melalui kegiatan sosial, seperti berbagi takjil, santunan anak yatim, serta gotong royong membantu masyarakat.
Nilai-nilai kebersamaan yang diajarkan dalam NU, seperti ukhuwah Islamiyah, wathaniyah, dan basyariyah, dapat semakin dipraktikkan dalam berbagai bentuk kepedulian. Dengan semangat ini, pemuda NU dapat menjadi agen perubahan yang membawa manfaat bagi lingkungan sekitar.
Menjadikan Hijrah Sebagai Gaya Hidup
Hijrah bukan sekadar perubahan sesaat, tetapi harus menjadi gaya hidup yang berkelanjutan. Pemuda NU dapat menjadikan kebiasaan baik yang dilakukan selama Ramadhan sebagai amalan harian setelah bulan suci berakhir. Konsistensi dalam beribadah, menjaga akhlak, serta terus belajar dan berbagi manfaat kepada orang lain adalah wujud hijrah yang hakiki.
Sebagaimana sebuah hadis Nabi Muhammae SAW., “Siapa yang ingin meraih kebahagiaan dunia, harus dengan ilmu. Siapa yang ingin kebahagiaan akhirat, harus dengan ilmu. Dan siapa yang ingin keduanya, maka harus dengan ilmu.” Pemuda NU hendaknya terus menuntut ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk hijrah yang sejati.
Ramadhan adalah momen emas bagi pemuda NU untuk berhijrah menuju pribadi yang lebih baik. Dengan meningkatkan spiritualitas, memperbanyak amal kebaikan, serta mengamalkan nilai sosial dan kepedulian, pemuda NU dapat menjadi generasi yang membawa manfaat bagi agama, bangsa, dan masyarakat. Semoga setiap langkah hijrah yang kita jalani mendapat ridha Allah SWT dan membawa keberkahan dalam kehidupan kita. Aamiin.
Penulis : Achmad Fatkhurrozi
Editor : Zuhdi Yazid
Posting Komentar