KH Hasyim Asy’ari adalah sosok ulama besar yang memiliki peran sentral dalam sejarah Islam dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU), beliau tidak hanya berkontribusi dalam pengembangan pendidikan pesantren tetapi juga dalam perjuangan melawan penjajahan. Kepergiannya pada malam ke-7 bulan Ramadan 1366 H (25 Juli 1947) menjadi kehilangan besar bagi bangsa Indonesia.
Hasyim Asy’ari lahir pada 14 Februari 1871 di Jombang, Jawa Timur, dari keluarga ulama terpandang. Sejak kecil, beliau sudah menunjukkan kecerdasan luar biasa dan mendalami ilmu agama di berbagai pesantren, termasuk Pesantren Langitan, Bangkalan, dan Siwalan Panji.
Pendidikan beliau tidak berhenti di Nusantara. Beliau juga menuntut ilmu di Makkah selama beberapa tahun, berguru kepada ulama-ulama besar seperti Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Di sana, beliau memperdalam ilmu fiqih, hadits, tafsir, dan tasawuf.
Setelah kembali dari Makkah, KH Hasyim Asy'ari mendirikan Pesantren Tebuireng di Jombang pada tahun 1899. Pesantren ini menjadi pusat keilmuan Islam yang menghasilkan banyak ulama besar. Tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menanamkan semangat nasionalisme kepada para santrinya.
Pada tahun 1926, KH Hasyim Asy'ari mendirikan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai respons terhadap perkembangan zaman dan tantangan kolonialisme. NU menjadi organisasi Islam terbesar yang berperan dalam menjaga tradisi Islam Ahlussunnah wal Jama'ah di Indonesia.
KH Hasyim Asy’ari tidak hanya seorang ulama, tetapi juga pejuang kemerdekaan. Beliau mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945, yang menjadi pemicu perlawanan rakyat terhadap Belanda dan Sekutu di Surabaya. Seruan jihad ini menggerakkan santri dan masyarakat untuk mempertahankan kemerdekaan, yang kemudian menjadi latar belakang peristiwa 10 November 1945, Hari Pahlawan.
Pada malam ke-7 Ramadan 1366 H (25 Juli 1947), KH Hasyim Asy’ari wafat dalam usia 76 tahun. Kepergiannya menjadi duka mendalam bagi bangsa Indonesia. Beliau dimakamkan di kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang, yang hingga kini menjadi tempat ziarah dan pusat keilmuan Islam.
Hingga kini, KH Hasyim Asy’ari tetap dikenang sebagai ulama besar, pendidik, dan pejuang kemerdekaan. Pemikirannya tentang Islam moderat dan nasionalisme masih relevan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nahdlatul Ulama yang didirikannya terus berkembang, menjadi organisasi Islam terbesar di dunia dengan jutaan pengikut.
KH Hasyim Asy'ari adalah simbol perjuangan Islam dan kebangsaan. Beliau mengajarkan bahwa Islam dan cinta tanah air tidak bisa dipisahkan. Perjuangan dan warisannya harus terus dijaga oleh generasi penerus, baik dalam bidang pendidikan, dakwah, maupun kebangsaan.
Semoga Allah SWT menempatkan beliau di tempat terbaik di sisi-Nya.
_Ila hadlrotin Nabiiyil Musthofa Rosulillahi Sollallahu ‘Alayhi Wasallam wa ’ala alihi wa ashabihi kulluhum ajma’in, khushushon ila sultahoni awliya’ Sayyidina Syaikh ‘Abdil Qodir Al Jilany rodliyallahu ‘anhu..._
_Ila ruhi Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari Al-Fatihah._
Penulis : Achmad Fatkhurrozi
Editor : Zuhdi Yazid
Posting Komentar