Rukun Islam adalah lima pilar dasar dalam ajaran Islam yang harus diamalkan oleh setiap orang yang beragama Islam. Kelima rukun tersebut adalah mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan salat, menjalankan ibadah puasa, membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Rukun Islam merupakan dasar ilmu agama Islam yang diajarkan semenjak dini agar umat muslim lebih memahami dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Analogi rukun Islam dapat dijadikan sebagai acuan dalam membentuk organisasi yang baik dan benar.
Hal ini disampaikan oleh Kh. Falaqul Alam saat menyampaikan kajian pemantapan organisasi dalam acara pelantikan GP Ansor Ranting Mojowuku bulan lalu.
Membangun organisasi itu mudah tapi merawatnya butuh cara yang pas agar suatu organisasi bisa utuh dan membawa dampak positif yang nyata bagi anggota dan masyarakat umumnya. Membangun dan merawat organisasi dawuh Gus Falaq (panggilan akrab beliau) di perumpamakan seperti halnya Rukun Islam:
Pertama Seperti Syahadat yang ikhlas dalam pengucapan dan penuh pembuktian dengan perbuatan. Pengurus NU itu harus lillahi ta'ala, ketika ingin membuat kegiatan yg baik itu harus di perjuangakan dengan tenaga dan materi, jangan sampek kalah dengan hal buruk di luar organisasi yang juga berjalannya dengan sokongan materi.
Kedua seperti Sholat, Sholat adalah rangkain ibadah yang terlihat aktif dengan gerakan. yang dalam hal itu bisa diartikan sebagai pergerakan organisasi. Seperti salat yang harus dilakukan lima kali sehari, pergerakan organisasi juga harus aktif dari tingkat kepengurusan paling bawah sampai pusat harus ada pergerakan agar terlihat eksistensi dan di rasa kemanfaatannya.
Ketiga seperti zakat, zakat dalam syariat berguna untuk mensucikan harta, begitu juga dengan Organisasi harus ada zakatnya yakni di bersihkan dari yg mengotori, khususnya untuk kepentingan pribadi. Kepentingan pribadi dalam organisasi jangan sampai menjadi kendaraaan untuk berorganisasi, karena di dirikannya organisas bukan untuk kepentingan pribadi tapi untuk kepentingan maslakhah bersama.
Keempat seperti puasa, yang berarti menahan. Dalam artian jika sudah meniatkan diri berjuang lewat organisasi, maka harus bisa menahan diri, menahan diri dari emosi ketika menemui perbedaan dan menahan diri untuk tidak menuruti keinginan pribadi yang nantinya akan mengesampingkan tujuan bersama.
Kelima seperti haji. Merawat organisasi di perumpamakan seperti haji yang harus siap jiwa, raga dan harta, dalam artian dipertaruhkan secara totalitas tidak mengutamakan untung -rugi tapi totalitas demi kebaikan organisasi.
Kontributor tulisan : Saiful Amri
Posting Komentar